Karena pentingnya ilmu itu, firman Allah Swt yang pertama kali diturunkan kepada utusan-Nya yaitu perintah membaca. Membaca yaitu salah satu metode untuk memperoleh dan mempelajari ilmu. Membaca tidak terbatas pada goresan pena yang ada di dalam buku, akan tetapi membaca juga mengamati fenomena sosial dan gejala-gejala alam. Sebagaimana disebutkan dalam banyak ayat al-Qur’an, contohnya surat al-Baqarah ayat 164:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, dan pada pergantian malam dan siang, pada kapal yang berlayar di bahari dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, dan pada apa yang diturunkan oleh Allah dari langit berupa air (hujan) kemudian dihidupkan-Nya bumi sesudah mati (kering), dan Dia tebarkan di bumi itu bermacammacam binatang, dan pada perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, semua itu sungguh merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang orang yang berpikir”.
Oleh alasannya itu pada surat Yunus ayat 101 Allah Swt memerintahkan kaum Muslimin untuk melaksanakan pengamatan (observasi) terhadap gejala-gejala alam tersebut.
Ayat-ayat tersebut memperlihatkan pemahaman kepada kita untuk senantiasa belajar, dan menganalisa segala masalah yang ada di sekitar kita. Dan sekaligus membuka mata kita bahwa berguru itu tidak hanya dengan cara bergelut dengan buku dan di dingklik sekolah, akan tetapi juga sanggup dilakukan dengan cara menganalisa fenomenafenomena (gejala-gejala) yang ada di lingkungan kita.
Rasulullah Saw bersabda,
قَالَ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ وَالْحِيتَانُ فِي جَوْفِ الْمَاءِ وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
Dari Abu Ad Darda kemudian berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa meniti jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mengiringinya berjalan menuju surga. Sungguh, para malaikat merendahkan sayapnya sebagai keridlaan kepada penuntut ilmu. Orang yang pintar sungguh akan dimintakan maaf oleh penduduk langit dan bumi hingga ikan yang ada di dasar laut. Kelebihan seorang alim dibanding jago ibadah ibarat keutamaan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang. Para ulama yaitu pewaris para nabi, dan para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya maka ia telah mengambil bab yang banyak." (HR. Abu Daud)
Berdasarkan hadis di atas, setidaknya ada lima keistimewaan orang pintar yaitu:
1. Diiringi Perjalannya oleh Allah Menuju Surga.
Surga yaitu kehidupan yang diidentikkan dengan keindahan, kesenangan, kenikmatan, kedamaian, kesejahteraan, kenyamanan dan sebagainya. Orang yang sedang berusaha dengan sungguh-sungguh mencari ilmu dan bersabar serta tabah menghadapi segala kesulitan yang ada, akan dibantu oleh Allah Swt sehingga ia berhasil menikmati buah ilmu itu di dunia maupun akhirat. Bangsa-bangsa yang makmur dan sejahtera yaitu bangsa-bangsa yang hidup dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan.
2. Diridhoi oleh para Malaikat.
Malaikat selalu memperlihatkan ilham, inspirasi dan bimbingan ke arah yang positif kepada manusia, sebaliknya syaitan selalu membisikan hal-hal jahat dan negative. Dengan ridho dari malaikat, pencari ilmu yang sungguh-sungguh akan cenderung kepada hal-hal yang positif.
3. Didoakan oleh Makhluk yang ada di Udara maupun di Darat serta yang di Dalam Air.
Sering muncul informasi di media massa bahwa sekelompok ilmuwan mengemukakan ide untuk melindungi jenis-jenis hewan dan banyak sekali macam tumbuhan dari kepunahan. Maka lahirlah undang-undang dan peraturan-peraturan untuk konservasi alam. Ilmuwan pula yang terus mengingatkan ancaman pencemaran udara terhadap lapisan ozon yang pada jangka panjang akan berakibat jelek pada kehidupan bumi.
Begitu juga para ilmuwan yang menyelamatkan ikan-ikan besar yang tersesat sehingga terdampar dan sekarat di pantai, kemudian para ilmuwan itulah yang berinisiatif membawa mereka kembali ke tengah lautan. Pemikiran untuk menyelamatkan hewan tumbuhan, atau air dan udara tidak lahir dari pengusaha, pedagang atau pemburu yang hanya memikirkan bagaimana mengambil laba dan kesenangan dari semua itu.
4. Dinilai Lebih Utama dibanding Ahli Ibadah.
Argumen yang paling rasional untuk pernyataan ini yaitu bahwa manfaat dari ilmu yang dimiliki seorang alim dirasakan bukan hanya oleh dirinya sendiri, tetapi juga oleh orang banyak. Sedangkan manfaat ibadah seseorang lebih dirasakan oleh dirinya sendiri, meskipun sanggup pula member inspirasi pada orang lain.
5. Dinyatakan sebagai Pewaris para Nabi.
Keberlangsungan pemikiran para nabi dijaga oleh para ulama yang secara turun temurun dari generasi ke generasi mengajarkan konsep-konsep akidah, tata cara beribadah, prinsip-prinsip akhlak, dan aturan-aturan bermuamalah yang telah disampaikan para nabi. Karena itulah mereka disebut pewaris nabi. Dan hal itu merupakan kehormatan yang besar.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan perihal lima keistimewaan orang yang berilmu. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
0 Response to "5 Keistimewaan Orang Yang Berilmu"