Latest News

Materi Training Hots Dan Literasi Di University Of Malaya, Kuala Lumpur Malaysia Delegasi P4tk Kemdikbud (Bahasa Indonesia, Inggris, Jepang)



MATERI PELATIHAN HOTS DAN LITERASI DI UNIVERSITY OF MALAYA, KUALA LUMPUR MALAYSIA DELEGASI P4TK KEMDIKBUD (BAHASA INDONESIA, INGGRIS, JEPANG)
Hari kedua: Selasa, 5 Maret 2019
A. Sesi 1
Materi: Pedagogical  Models and Principles.
Narasumber:  Prof.  Dato Isahaq Haroon, ia yakni murid  dari Bloom yang populer dengan Taxonomy Bloom. 
1. Model Pengajaran dan Pembelajaran
2. The Cone of Learning
3. The NLP (Neuro Linguistic Program) Communiation Models
4. Delapan Komponen Utama Mendesain Pengajaran



Model am Pengajaran (Model Pengajaran Umum)
Model am pengajaran yang ideal harus memuat Quality Teaching, Quantum Learning, Quality Outcome yang kesemuanya itu terjadi dalam satu tempoh masa (kurun waktu). Tentu pembelajaran yang berkualitas harus disokong pentadbiran intitusi (didukung administrasi sekolah) yang baik dan fasiliti (fasilitas) yang memadai.
The Cone of Learning
Beliau juga menjelaskan ihwal Kerucut Pengalaman Edgar Dale. Dalam kerucut ini pengalaman mencar ilmu akseptor didik dikategorikan dari hal yang nyata menuju hal yang abstrak. Dengan pengklasifikasian ini, dibutuhkan bisa membantu akseptor didik dan pendidik dalam pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh akseptor didik  sesuai tahap perkembangan mereka.
Dale dalam Kerucut Pengalaman Dale (Dale’s Cone Experience) menyatakan:
“Hasil mencar ilmu seseorang diperoleh melalui pengalaman pribadi (kongkrit), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, hingga kepada lambang ekspresi (abstrak). Semakin ke atas puncak kerucut semakin ajaib media penyampai pesan itu. Proses mencar ilmu dan interaksi mengajar tidak harus dari pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajar”. Pengalaman pribadi akan memperlihatkan informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, oleh alasannya itu ia melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba”.

Adapun tingkatan dalam penggolongan Kerucut Pengalaman sebagai Berikut:
Baca (10 %), Dengar (20%), lihat gambar (30%)
Pada tingkatan ini, penggambaran realitas secara pribadi sebagai pengalaman yang kita temui pertama kalinya. Pembelajar masih sebagai partisipan, sehingga tingkat pemahamannya pun masih sedikit.
” Diskusi (50%) dan Presentasi (70%)
Pada tingkatan ini, pembelajar sudah diberikan suatu bentuk permasalahan, sehingga pembelajar aktif berpikir ihwal permasalahan tersebut. Pembelajar masih sebagai partisipan, alasannya duduk kasus yang diberikan masih berupa permasalahan yang konkrit.
” Bermain peran, bersimulasi, melaksanakan hal nyata (90%) Pada tingkatan ini, pembelajar sudah bertindak sebagai pengamat. Turun pribadi dalam mengamati sebuah permasalahan. Sehingga tingkat pemahamannya pun lebih besar.
The NLP Communication Level
Dari beberapa tragedi yang terjadi dalam kehidupan, setidaknya ada lebih dari 2 miliar info yang bisa diterima seorang pembelajar dengan memakai lima panca indera yang dimiliki. Info tersebut akan disaring dengan 3 cara (generalize, distort, delete). Proses penyaringan itu memakai 5 kriteria (metaprogram, values , beliefs, decision, memories) dan balasannya akan menghasilkan 5-9 chunks (potongan-potongan pesan) yang kemudian direpresentasi menurut keadaan psikologi dan balasannya memengaruhi sikap/tingkah laris (behaviour what we do).

8 Komponen utama dalam merekabentuk/design PEMBELAJARAN.
Maksudnya, ada delapan hal penting dalam mendesain pembelajaran
1. Kenali pelajar Anda 
2. Guru kuasai content pengetahuan/ kemahiran. Artinya, sebelum mengajar guru harus menguasai topik yang akan diajarkan ke siswa.
3. Objektif membina kemahiran pelajar untuk 'learning to learn, to think and to work coopertively'. Nah ini maksudnya membimbing siswa biar bisa berpikir dan mencar ilmu dengan kooperatif.
4. Susun unit-unit p&p (pengajaran dan pembelajaran) secara 'sequential' guna jadual penentuan kandungan (JPK). Maksudnya, sebelum mengajar seorang guru harus menyusun RPP biar acara mencar ilmu mengajar terarah
5. Pilih kaedah & teknik pengajaran. Guru harus menentukan dan menentukan pendekatan, model dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan 
6. Latihan murid. Dalam acara mencar ilmu mengajar, guru memperlihatkan tugas/latihan kepada akseptor didik untuk mengetahui sejauh mana pemahaman akseptor didik terhadap materi yang telah di sampaikan. 
7. Pilih alat bantu p&p yang sesuai. Guru harus bisa menentukan media pembelajaran yang tepat.
8. Penilaian (Alat dan kaedah evaluasi sah yang boleh dipercayai). Nah....ini paling akhir, tujuannya untuk mengetahui kemajuan mencar ilmu akseptor didik baik sebagai individu maupun anggota  kelompok/kelas  setelah  ia  mengikuti  pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan serta mengetahui efektivitas  dan  efisiensi  berbagai  komponen pembelajaran  yang  dipergunakan  guru  dalam  jangka  waktu tertentu.  
B. Sesi 2
Narasumber: Prof. Dato Isahaq Haroon
Materi: Kemahiran Berpikir Aras Tinggi (KBAT) atau HOTS dalam Taksonomi Domain Kognitif Bloom.
1. Bloom,s Taxonomy of Learning Domains
2. Cognitif Domain
3. Bloom,s Resived Taxonomy
4. Table of Resived Cognitiv Domain
5. Types and Levels of Konowledge
Taksonomi Bloom untuk Domain Pembelajaran diciptakan pada tahun 1956  untuk memprioritaskan lebih banyak informasi daripada sekadar mengingat fakta (menghapal). Hal ini paling sering dipakai dikala merancang dan proses pendidikan, pembinaan dan pembelajaran.  Bloom, mengidentifikasi tiga bidang acara pendidikan. Tiga domain tersebut adalah:
1. Cognitive: mental/intelektual skill (Kognitif: Pemikiran) 
2. Affective: growth in feelings or emotional area (sikap/emosi) 
3. Psychomotor: for manual  or physical skills (Keterampilan) 
Ada enam proses kognitif kognitif utama, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks, yaitu: remember, understand, apply, analyze, evaluate dan create.
C. Sesi 3
Narasumber:  Prof. Zahari Othman
Materi: 'Open Compare and Contrast' (lanjutan hari pertama)
Dosen selanjutnya Prof. Zahari Othman, masih dengan materi 'Open Compare and Contrast'. Kami diminta mencari sebuah topik kemudian menganalis (how alike?)persamaan  dan (how different?) perbedaan hal tersebut, menentukan 'pattern of significant similarities and differences', menciptakan conclusi/interpretasi, menciptakan pertanyaan yang HOTS ihwal topik tersebut kemudian mempresentasikan di depan dan ditanggapi oleh dosen pembimbing.
#GuruIndonesiaAgenPerubahan
#UniversityofMalaya
Rangkuman materi jurnal harian kedua ini disusun Delegasi P4TK Bahasa Kemdikbud(Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Jepang).
Bahasa Indonesia: Arni Oktaviani Susanti, Delvi Iskandar, Muh Zuhri, Yuyun Sri Idaningsih,, Mas Edi Masrur, Ririk Ratnasari, dan Maman Suherman, Novianti Djayusman.
Bahasa Inggris: Lia Herawaty, Yuana Purnamaningsih, Yulianto, Fatkhur Rozi, Aris Asrori,  Setyowati, Devi Yanti, Umi KulsumIke Hikmawati.
Bahasa Jepang:  Taufik Hafid, Gina Intana Dewi, Reffa Noviyanti Djadjuri, Irna Anjani, Karjati Soemarmi,







0 Response to "Materi Training Hots Dan Literasi Di University Of Malaya, Kuala Lumpur Malaysia Delegasi P4tk Kemdikbud (Bahasa Indonesia, Inggris, Jepang)"

Total Pageviews