Rahasia Mengatasi Rasa Takut Kehilangan Uang

 

sumber :

TRIBUNnews.com – Sen, 18 Jun 2012

• 
  
• 1
• 
  
• Email
• Cetak

Konten Terkait

• Lihat FotoRahasia Mengatasi Rasa Takut Kehilangan Uang

ialah cara mereka mengatasinya.

Keterangan :
Tidak ada seorang pun di dunia ini yang bahagia akan kehilangan uang, namun juga tidak ada orang kaya yang tidak pernah kehilangan uang. Sebaliknya banyak orang miskin yang tidak pernah kehilangan serupiah pun alasannya ialah bergotong-royong mereka tidak pernah berinvestasi atau berbisnis sama sekali.
Ketakutan akan kehilangan uang ialah Rill. Setiap orang memiliki rasa takut, bahkan orang kaya pun takut. Bedanya, alasannya ialah ketakutan tadi, orang miskin berhenti bertindak. Orang kaya, alasannya ialah ketakutan tadi mereka akan berhati-hati tetapi tetap bertindak.
Solusi mengatasi rasa takut kehilangan uang berdasarkan Robert Kiyosaki ialah jika kau membenci risiko dan karenanya merasa cemas….mulailah dari dini.
Jika anda mulai dikala muda, mudahlah untuk menjadi sangat kaya. Dikatakan oleh Albert Einstein bahwa salah satu keajaiban dunia ialah bunga-berbunga. Pembelian Pulau Manhattan dikatakan menjadi salah satu transaksi terbesar sepanjang masa. New York dibeli seharga US$ 24 dengan tambahan dan manik-manik. Namun, kalau US$ 24 itu diinvestasikan, dengan bunga 8% per tahun, US$ 24 itu akan bernilai lebih dari US$ 28 trilyun pada tahun 1995.
Menurut saya pribadi, bagaimana kita dapat menjadi berani melangkah dengan kemungkinan berhasil yang lebih tinggi ialah :
1.    Memahami perbedaan risiko dengan berisiko.
2.    Dengan mengajukan pertanyaan yang benar.
Bila kita mengajukan pertanyaan yang salah menyerupai ini :
- “Nanti jangan-jangan bangkrut?”
- “Kalau rugi bagaimana?”
- “Kalo gagal bagaimana?”
Pertanyaan ini tidak adil, Why? Karena semua mungkin bangkrut, mungkin gagal, mungkin rugi. Dengan pertanyaan menyerupai ini orang akan takut.
 Pertanyaan yang benar :
-  “Ruginya apa bila saya tidak bertindak sekarang?”
-  “Untungnya apa bila saya bertindak sekarang?”
Karena otak manusia hanya mencari nikmat atau menghindari sengsara. Maka dengan pertanyaan menyerupai itu otak kita jadi tahu kenikmatan apa kalau kita berani bertindak dan kesengsaraan apa kalau kita tidak bertindak.
Tapi kita dihentikan naïf hanya berani saja dan asal bertindak sedemikian sehingga kemungkinan bangkrutnya besar. Untuk membantu memperbesar kemungkinan berhasilnya kita harus menciptakan pertanyaan sebagai berikut :
- “Siapa yang sudah berhasil dibidang yang kita inginkan?”
- “Bagaimana saya dapat bekerja/magang untuk berguru kepada yang bersangkutan?”
- “Kapan saya akan belajar?” “Apa yang harus saya pelajari atau saya ketahui atau harus bekerja sama kepada siapa untuk memperbesar kemungkinan berhasilnya?”
Semoga bermanfaat, Saya mengucapkan salam dahsyat !